Senin, 13 Februari 2017

Hey kalian, kawan-kawanku..

Sibuk apa kalian hari ini?

Jan, apakah kau masih sibuk menentukan metode skripsimu? Atau kasus apa yang harus kau angkat?. Maaf jika aku tak bisa banyak membantu, bahkan sekedar bertemu dan menjadi tempat ceritamu. Tapi keyakinanku padamu tetap sama, bahwa suatu saat nanti kau akan menjadi laki-laki hebat, atau mungkin melebihi apa yang aku bayangkan sekarang.

Fa, aku tau, ketika kita terjebak di jalan yang tidak pernah kita inginkan, berat rasanya kita melangkah. Tapi, kau laki-laki kawan.! Harusnya kau berlari.! Selesaikan ini dengan cepat dan temukan jalan yang memang kau inginkan. Jangan buat dunia karyamu yang sebenarnya memunggu terlalu lama.

Lita, aku punya murid di sini yang nama panggilanya sama denganmu “Lita”. Dia cantik, masih kelas sepuluh, akuntansi. Aku belum tau apakah dia suka membaca sepertimu atau tidak, tapi entah kenapa setiap aku masuk kelasnya aku ingat kamu.

Ayu, hey?. Bagaimana penelitianmu? Tambah banyakkah tantangannya?.
Aku tak punya saran apapun yu, pun kau mungkin tak membutuhkan itu, karna menurutku apa yang kau lalui lebih dari apa yang aku ketahui. Hanya saja, semoga sebait doa untukmu pagi ini sampai padaNya.

Dan amel, aku dengar kau akan segera menikah?. Senang rasanya aku mendengar kabar itu mel. Selamat ya...

Jujur, aku rindu dengan kalian, hanya saja tanggung jawabku saat ini menahanku untuk tetap di sini. Banyak sebenarnya yang ingin aku ceritakan, tentang aktifitasku, murid-muridku, guru-guru di sini, hingga perubahan hidupku.
Oh ya, ada salah satu guru di sini, beliau juga seorang Kyai, bijakasana dan aktif menulis. Aku sudah baca beberapa tulisannya, amazing... 

Beberapa hari lalu beliau sempat bilang, “pak adib, perasaan saat kita mengalami sesuatu itu hanya lewat sekali, kita tidak dapat mengulanginya kembali dengan perasaan yang sama. Jadi eman-eman kalau itu tidak ditulis. Dan tentang menulis, jangan khawatir tidak dibaca oleh orang lain, karna yakinlah bahwa setiap tulisan akan menemukan pembacanya sendiri. Bahkan kalimat yang sudah njenengan tuliskan pada hakikatnya bukan milik njenengan lagi. Tidak boleh njenengan mengklaim itu tulisanku, karna sekali lagi apa yang telah njenengan tuliskan itu bukan lagi milik njenengan tapi milik pembaca”.

Banyak hal yang aku pelajari di sini kawan, dan sekarang aku mulai mengerti, mungkin inilah jawaban mengapa Tuhan meletakanku di sini. Agar aku tetap dapat belajar.

Sementara itu, aku harus kembali ke kelas, murid-muridku sudah menunggu.

Salam rindu dari kawan kalian, Amin Al Adib.

Sabtu, 04 Februari 2017

Untuk yang menikah hari ini, Rahma sahabatku



Sebelumnya aku minta maaf karena tak bisa datang di hari spesialmu, bahkan sekedar mengucapkan selamat atas pernikahanmu secara langsung. Ingin rasanya aku ada di sisimu saat ini, melihat senyum manis dari wajah teduhmu yang tentunya lebih manis dari biasanya. Ahh, sampai-sampai aku tak bisa membayangkannya ma.
Jujur aku sempat terkejut ketika beberapa hari lalu, tiba-tiba kau kirim sebuah video undangan pernikahanmu. Memang, sebelum perayaan wisuda kita waktu itu, kau sempat bilang bahwa mungkin beberapa bulan ke depan kau akan menikah, tapi aku tak membayangkan secepat ini, atau ini hanya perasaanku saja, bahwa jarak antara kita diwisuda dan hari ini belum begitu lama?.
Oh ya, aku masih ingat sekali cerita tentang laki-laki yang kau anggap pemberani dan pantang menyerah untuk mendapatkan cintamu. Bahkan sebelumnya, kaupun sempat tak memperdulikan usahanya itu, sampai akhirnya kau benar-benar yakin bahwa mungkin dialah laki-laki baik yang Tuhan kirimkan untukmu, sekaligus jawaban atas doa Ibumu selama ini.
Jujur ma, aku iri dengan dia. Bukan karena aku memendam perasaan lain terhadapmu, atau bahkan hasrat ingin memilikimu, tapi lebih karena persepsimu terhadapnya. Dengan perjuangannya, Tuhan tumbuhkan rasa cinta hingga keyakinan di hatimu bahwa dialah yang tertulis di Lauh al-Mahfudz dan perantara bagi Surgamu.
Tidak banyak yang bisa aku berikan padamu, hanya sebatas ungkapan dan sesuatu yang aku harapkan menjadi bagian kecil saat kau memulai hidup barumu. Semoga bermanfaat.
Sampaikan salamku untuk suamimu, aku rasa dia beruntung mendapatkanmu, pun kau beruntung mendapatkannya. Aku sangat berharap suatu saat nanti kita bisa bertemu lagi.
Selamat atas pernikahanmu, doa baikku semoga dengan mawaddah yang Allah berikan menjadikan keluarga kalian sakinah warohmah, aamiin.

Sahabatmu, Amin al Adib