Minggu, 08 November 2015

Hujan



Sore kemarin, kau tiba-tiba datang begitu saja di kota ini, kota yang hampir 8 bulan tak kau basahi. Padahal baru beberapa hari yang lalu aku dapat kabar, katanya kau akan datang akhir tahun ini, atau bahkan awal tahun depan. Tapi biarlah, lagipula akhir-akhir tahun ini kau memang suka seenaknya datang begitu saja, tidak seperti dulu. Dulu, orang-orang desa sekitar rumahku bisa tau kapan kau akan datang, mereka punya waktu untuk mempersiapkan pesta perayaan kedatanganmu. Bapak-bapak sibuk memperbaiki atap rumah, Ibu-ibu mengumpulkan payung-payung rusak untuk diperbaiki, anak-anak mulai sibuk membuat permainan, dan para orang tua mulai menyiapkan baju-baju hangat mereka yang sudah lama disimpannya. Mereka sangat antusias menyambut kedatanganmu. Dan sekarang, jangankan orang-orang desa sekitar rumahku, orang-orang pandai yang mengatas namakan diri mereka ahli cuacapun tidak tau kapan pastinya kau akan datang. Buktinya beberapa hari lalu, kata mereka kau akan datang di akhir tahun ini atau bahkan awal tahun depan, tapi ternyata kemarin kau datang dengan tiba-tiba.  
Ah, sudahlah...bukan tentang itu juga yang ingin aku katakan padamu, tapi tentang dia. Ya dia, teman dekatmu.
Bagaimana kabarnya?
Kau masih berteman dengannya kan?
Aku tau kau punya banyak teman dekat, tapi tidak mungkinkan kau akan melupakannya?
Kau tau, setiap kali kau datang aku selalu melihat wajahnya ada bersamamu. Aku masih ingat ketika pulang lepas pertama kali aku ajak dia jalan, tiba-tiba kau datang mengalihkan perhatiannya padaku. Aku langsung mengeluarkan mantel agar kau tak membasahinya, aku takut dia sakit gara-gara kau. Tapi dia justru enggan untuk memakainya.
Aku tak mengerti kenapa dia begitu menyukaimu dan selalu mengharap kedatanganmu, padahal kau sering buat dia flu bahkan terkadang demam setelah seharian bermain denganmu. Sedangkan aku, yang selalu berusaha melindunginya, menjaganya, bahkan menghiburnya, belum begitu dia sukai. Tapi, meskipun dia belum begitu menyukaiku aku akan tetap ada untuknya, melalui do’a yang ku panjatkan, melalui angin yang Tuhan gerakkan, dan melalui perasaan yang Tuhan anugerahkan. Akan aku kasih tau apa isi do’aku,

“Tuhan, sesungguhnya aku tak meminta Engkau untuk menjadikan ia sebagai kekasihku hanya karna aku ingin memuaskan perasaanku padanya. Tapi jika dengan menjadikan ia sebagai kekasih membuatku lebih mensyukuri akan nikmat, keindahan, dan cinta yang Engkau anugerahkan, maka sesungguhnya aku hanya hamba kecilMu yang tak punya daya kekuatan apapun untuk dapat menolaknya. aamiin”

Oke, itu aja, sampaikan salamku jika kau sedang bersamanya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar